[Yogyakarta, 16 Juli 2025] – Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) turut berpartisipasi dalam kegiatan Seminar Internasional ke-3 bertema "Entrepreneurship Sustainability" yang diselenggarakan secara daring oleh Asosiasi Program Studi Kewirausahaan Indonesia (APSKI) pada 16 Juli 2025, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APSKI tahun ini.

Dalam forum ilmiah bertaraf internasional ini, mahasiswa dan dosen dari Program Studi Kewirausahaan UMLA berhasil mempresentasikan dua karya ilmiah yang mengangkat isu kewirausahaan, inovasi digital, pemberdayaan perempuan, dan keberlanjutan industri lokal. Adapun dua judul yang dipresentasikan adalah:

“Digital Financial Innovation and Women's Economic Independence: A Key to Achieving the SDGs” Penulis: Elliv Hidayatul Lailiyah, Mega Barokatul Fajri, Imran Syah, Muhammad Khofid Nazarudin, dan Maya Damayanti

“Creating Sustainability: Business Model Innovation for Lamongan Batik Industry” Penulis: Septy Bian Sastro, Melita Maharani Putri, Okty Trisya Rahmadani, dan Noer Rafikah Zulyanti Kedua karya tersebut mencerminkan kepedulian mahasiswa UMLA terhadap pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan kewirausahaan yang inklusif dan berbasis lokalitas. Penelitian pertama menyoroti pentingnya inovasi keuangan digital dalam mendukung kemandirian ekonomi perempuan sebagai bagian dari upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sementara itu, karya kedua memberikan kontribusi dalam pengembangan model bisnis berkelanjutan bagi industri batik di Lamongan.

“Partisipasi kami dalam seminar ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMLA tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga peduli terhadap isu-isu global seperti pemberdayaan perempuan dan keberlanjutan industri lokal,” ujar Bu Mega, Ketua Program Studi Kewirausahaan UMLA. Melalui forum ini, UMLA memperkuat peran aktifnya dalam jejaring nasional dan internasional pendidikan kewirausahaan, serta berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya inovasi dan kolaborasi lintas disiplin demi menjawab tantangan ekonomi masa depan. [Kwu-Red].